Text
Wajah Dalam Mimpi
Tiba tiba Arif memiliki uang banyak. Itu diambilnya dari tas Giman yang mati dalam kecelakaan kereta api. Lalu Arif berangan angan untuk berwiraswasta, memperbaiki kehidupanya sendiri. Tapi angan angan itu tak mudah diwujudkan. Nuraninya terganggu.
Ternyata, uang itu bukanlah milik Giman, melainkan diduga berasal dari harta Tuan Benny, majikan Giman, yang tewas terbunuh di rumahnya. Giman dicurigai sebagai pembunuhnya. Tapi tidak ada saksi yang melihat. Tampaknya, Giman tetap akan meninggalkan sebutan sebagai pembunuh dan perampok.
Memang ada pihak yang menghendaki keadaan seperti itu. Biarlah Giman saja yang dituduh sebagai pembunuh. Dia toh orang kecil dan sudah mati pula. Tapi, ada pihak lain yang bertekad untuk membuktikan kebalikannya. Dia adalah Hermin.
Tapi Hermin membangkitkan tanda tanya bagi Arif. Di satu pihak dia bisa bersikap lembut dan mesra tanpa batas. Apakah itu karena mencintai, menyukai, atay sekedar merayu semata? Tapi di lain pihak dia juga bisa bersikap keras dan tegas hingga dapat berkesan mengerikan. Apakah itu disebabkan karena ia sangat menginginkan bagian uang itu ?
Namun bagaimana caranya membuktikan bahwa Giman bukan pembunuh Tuan Benny? Dan kalau benar Giman bukan pembunuh, mestinya ada orang lain.
06153 | F Les w | My Library (Fiksi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain