Text
Mengabdi Agama Nusa Dan Bangsa
Muhammadiyah, Tomang Macan, Jakarta Barat, tidak jauh letaknya
linggu pagi 21 Juni 1970 saya mengikuti ceramah Hamka di Masj
mahku. Saya pulang sebelum ceramah selesai karena
agak kurang sehat. Tak lama setelah berada di rumah, berdering tilpon.
Ketika kuangkat ternyata Ibu Fatmawati yang bicara. Suaranya
tersendat-sendat, dan dengan kalimat terputus-putus Bu Fat berkata.
''teman Baba sudah meninggal."
ku tersirap. Tanpa sadar saya menangis. Kusuruk
menyampaikan berita dukacita itu kepada Hamka yang sedang memberi
ceramah. Dengan suara serak diumumkannya kepada jemaah bahwa
Bung Karno sudah menutup mata, baru saja. Hamka menangis sedih,
tak sanggup melanjutkan ceramahnya. Dia datang ke rumahku. Kami
benar-benar merasa kehilangan seorang kawan yang sangat kami cintai.
Kehilangan seorang kawan yang berjasa bukan saja bagi Indonesia, juga
dunia mengakui kebesarannya.
Dalam buku otobiografinya yang berjudul ''Bung Karno, Penyam-
bung Lidah Rakyat Indonesia" penerbitan PT Gunung Agung, Bung
Karno menjelaskan bahwa beliau dilahirkan pada tanggal 6 Juni 1901.
Mungkin sudah suratan takdir bahwa aku juga dilahirkan pada tanggal 6
Juni. Hanya tahunnya yang berbeda, yaitu 1905. Bung Karno lebih tua 4
tahun.
Entah karena dilahirkan pada tanggal dan bulan yang sama, atau
karena sebab-sebab lain yang tak jelas bagiku, Bung Karr
mempunyai sifat-sifat yang banyak persamaannya. Mungkir
pulalah bahwa sejak aku pertama kali berjumpa dengan Bur
PERPUST
Bandung tahun 1932, kami berdua seakan-akan sudah terika
JALAN M
lain. Enam tahun kemudian, Bung Karno diinternir di Beng
itu kami berdua menjadi sahabat karib.
.hingga akhir hayatn
A2 07986 | 922 Kr m c 1 | My Library (900) | Tersedia |
A2 07987 | 922 Kr m c 2 | My Library (900) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain