Text
Bung Karno, Pak Harto Dan Surat Perintah 11 Maret 1966
Saudara-saudara! "Dasar-dasar Negara" telah saja usul kan. Lima bilangannja. Inikah Pantja Dharma? Bukan! Nama Pantja Dharma tidak tepat disini. Dharma berarti kewajiban, sedang kita membitjarakan dasar. Saja senang kepada simbolik. Simbolik angka pula. Rukun Islam lima djumlahnja. Djari kita lima setangan. Kita mempunjai Pantja Indera. Apa lagi jang lima bilangannja? (Scorang jang hadlir: Pendawa lima). Pendawapun lima orangnja. Sekarang banjaknja prinsip; kebangsaan, internasional isme, mufakat, kesedjahteraan dan ketuhanan, lima pula bilangannja. Namanja bukan Pantja Dharma, tetapi - saja namakan ini dengan petundjuk seorang teman kita ahli bahasa namanja ialah Pantja Sila. Sila artinja azas atau dasar, dan diatas kelima dasar itulah kita mendiri kan Negara Indonesia, kekal dan abadi. (Cuplikan pidato Bung Karno 1 Juni 1945)
Sebenarnya harapan dari rakyat tidak banyak dan tidak sulit: Pertama, rakyat mengharapkan agara segera terwu jud dan tercapainya cita-cita perjuangan kita, ialah masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Kedua, rakyat mengharapkan dengan sendirinya tegaknya Republik Proklamasi, yang kita Proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, serta kelangsungan lan dasan perjuangan kita, yaitu Pancasila dan UUD 45. Dai juga pelaksanaan pembangunan sebagai pengamala Pancasila sedemikian rupa sehingga kemiskinan, kebode han dan juga keterbelakangan bisa teratasi. Mau tida mau, untuk dapat mewujudkan semua itu tidak hanya diperlukan kerja keras, tetapi juga perlu benar-bena mempunyai rasa memiliki Negara Proklamasi, cita-cita ke merdekaan maupun juga Pancasila dan UUD 45. (Cuplikan pidato Pak Harto 9 Agustus 1997)
A2 13080 p b 2017 | 959.8 Nuh b | My Library (959) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain