Text
A.H. Nasution di Masa Orde Baru
Penggalan-penggalan sejarah penting berkaitan dengan perkembangan . Bila kita membaca catatan-catatan tertulis Drs. Bakri Abdul Gani, penandatanganan petisi 50, dan sekretaris pribadi A.H. Nasution ini. Ada semacam gejolak emosi dan dinamika yang tampak tersimpan lama dalam sejarah perjalanannya saat keluar dari Namalean-Sebuah kampung kecil di Pulau Seram tempat kelahirannya hingga terdampar di Jakarta bertemu dengan Raja Mahmud Rumagesan salah seorang tokoh pejuang yang mengembalikan Irian Barat ke pemerintah RI-dan akhirnya bertemu dengan A. H. Nasution. Drs. Bakri, setelah Jenderal (Purn.) Nasution tak lagi "berkuasa", dise-but-sebut menjadi "wadah" sejarah Pak Nas yang belum pernah terungkapkan sela-ma ini.
Buku ini merupakan kisah perjalanan tokoh Eksponen 66 ini dalam keterlibatan-nya dengan arus politik Orde Baru maupun peristiwa-peristiwa penting semasa Orde Lama. Di bagian pertama, dia mengungkapkan sejarah dirinya saat terlibat dengan Himpunan Mahasiswa Islam menghadapi teror PKI. Kemudian di bagian kedua yang merupakan inti buku ini dia mengungkapkan peristiwa-peristiwa penting di seputar kiprah Jenderal Nasution yang direkamnya saat sang jenderal menghabiskan hari-harinya di Jalan Teuku Umar 40 pada zaman Orde Baru. Mengapa, seolah-olah, Pak Nas berseberangan dengan pemerintah Orde Baru? Apa kisah sesungguhnya di balik kiprah para penandatangan Petisi 50? Apa komentar Pak Nas tentang "Insiden UI 25 Oktober 1980"?
A2 10106 | 920.71 Abd | My Library (900) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain